KULIAH PAKAR – MEMBANGUN KARAKTER CARING MAHASISWA MELALUI MINDFULNESS SPIRITUAL ERA INDUSTRI 4.0
PRINGSEWU (UAP) – Universitas Aisyah Pringsewu laksanakan Kuliah Pakar bertajuk “Membangun Karakter Caring Mahasiswa Melalui Mindfulness Spiritual Era Industri 4.0” dengan menghadirkan Dr. Meidiana Dwidayanti, S.Kp., M.Sc., sebagai pembicara. Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Ani Kristianingsih, S.ST., M.Kes, di Aula Lt. 2 Universitas Aisyah Pringsewu, Jum’at 18 Oktober 2010.
Dihadapan ratus mahasiswa Universitas Aisyah Pringsewu dalam materinya Dr. Meidiana Dwidayanti mengatakan, di era industri 4.0, perawat profesional diharapkan tetap memiliki empat karakter dalam menghadapi pasien. Keempat sikap itu dalah Hayyin (rendah hati), Layyin (lemah lembut), Qaribin (mudah diakrabi), dan Sahlin (senang memudahkan urusan orang lain).
Beliau menjelaskan, perawat yang mempunyai sikap/karakter Hayyin adalah orang yang memiliki sifat tenang dan berwibawa, baik pada sikap lahir maupun batinnya. Tidak tergesa-gesa, tidak ribut dan ceroboh dalam bekerja melayani pasien.
Perawat yang mempunyai sikap/karakter Layyin itu adalah yang lembut dan penuh kasih sayang pada pasiennya, baik dalam bertutur-kata atau pada perbuatannya. Tidak kasar, dan selalu menginginkan kebaikan untuk sesama manusia
Perawat yang mempunyai karakter Qaribin adalah yang mudah untuk diajak berteman, ia suka menyambung silaturahmi, mudah akrab dengan seseorang, ramah diajak bicara, menyenangkan bagi orang yang mengajak bicara. Biasanya murah senyum, jika bertemu dengan pasiennya, wajahnya berseri-seri dan enak dipandang.
Perawat yang mempunyai karakter Sahlin adalah perawat yang suka mempermudah urusan orang lain (pasien,keluarga dll) tidak suka mempersulit sesuatu. Perawat Sahlin ini selalu menawarkan solusi bagi setiap permasalahan. Tidak suka berbelit-belit, tidak menyusahkan dan membuat orang menghindar.
Beliau menilai, teori Jean Watson tentang Human Caring menjadi esensi penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Yang tak kalah penting, katanya, implementasi spiritual mindfulness juga perlu untuk dilakukan dalam berbagai intervensi keperawatan.
Lebih lanjut Meidiana mengatakan, implementasi spiritual mindfulness perlu dilakukan perawat dalam menangani pasien, ketika pasien sakit, tidak hanya aspek fisik saja yang perlu diperhatikan, namun juga aspek spiritual. Sebab aspek spiritual juga menjadi faktor pendukung untuk akselerasi kesembuhan pasien.
Beliau menegaskan perawat harus bisa mengaplikasikan kemajuan teknologi dan aspek spiritual secara komplementer. Insya’Allah di era revolusi industri 4.0, terapi komplementer dapat diaplikasikan secara optimal khususnya oleh calon perawat profesional, yaitu mahasiswa Universitas Aisyah Pringsewu, ucapnya.
MINDFULNESS SPIRITUAL ISLAM BAGI PERAWAT latihan yang dalam setiap prosesnya melibatkan Allah SWT sebagai Tuhannya (mengingat Allah SWT) dengan tujuan membantu seorang perawat untuk secara sadar memahami kondisi atau pengalaman yang dialami bukanlah sebagai suatu kebetulan namun karena Allah SWT. (*na)