UAP, BINUS University Sukses Gelar Seminar Internasional
LAMPUNG (UAP) – Universitas Aisyah Pringsewu, Binus University sukses menggelar Seminar Internasional (The Internasional Seminar an Artificial Inteligence ChatGPT). Dilaksanakan secara luring dan daring, Kamis (22/6).
Seminar tersebut dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Aisyah Pringsewu Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep.,Ners., MAN, di Aula Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Jl. A Yani No. 1A Tambahrejo, Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo.
Rektor Universitas Aisyah Pringsewu Wisnu Probo Wijayanto, S.Kep.,Ners., MAN dalam sambutannya mengatakan, Kita semua telah memahami manfaat dari program kuliah tamu dan simposium ini di dunia kita yang berkembang pesat. Saat ini Universitas Aisyah Pringsewu memiliki sumber daya manusia yang sangat memadai untuk mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk kerjasama baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk pengembangan tersebut menerapkannya dalam berbagai konsep pengabdian kepada masyarakat.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan ridho-Nya untuk setiap rencana, dan setiap kinerja yang kami hadirkan, serta kerjasama yang kami laksanakan. Dan narasumber memberikan pengarahan kepada kami untuk mengetahui tentang AI Chat GPT, dalam upaya membuat jejak peningkatan kualitas pendidikan, untuk generasi yang akan datang. Amiin Ya Rabbal Alamin.
Seminar ini menjadi salah satu wadah Internasionalisasi digagas oleh Doctor of Computer Science – Binus University dengan Universitas Aisyah Pringsewu.
Seminar ini menghadirkan narasumber Prof. Takayuki Ito, Ph.D dari Kyoto University, Japan, Prof. Takuro Matsuo, Ph.D dari Advanced Institute of Industrial Technology, Tokyo Japan, Dr. Ir. Ford Lumban Gaol, SMIEEE dari Doctor of Computer Science – Binus University & IEEE Computer Society Indonesia Chapter.
Dalam paparannya, Prof. Takayuki Ito, Ph.D menyampaikan, serangkaian informasi mengenai perkembangan Chat GPT dan penerapannya pada serangkaian aplikasi popular yang beredar sekarang.
Prof. Takayuki Ito, Ph.D juga menjelaskan mengenai serangkaian perkembangan bahasa pemrograman, mulai dari yang sederhana sampai ke chat GPT yang kita lihat sekarang, perkembangan chat GPT ini juga di imbangi dengan tingkat penggunaan yang tinggi dimana mencapai 2 Juta orang hanya dalam waktu kurang dari dua bulan saja.
Prof. Ito juga menunjukan secara langsung penggunaan Chat GPT kepada para peserta, dan implikasinya pada kehidupan manusia, dimana manusia dapat menyelesaikan banyak pekerjaan hanya berbekal pertanyaan sederhana yang ditanyakan ke kolom pertanyaan caht GPT.
Mengenai Large Language Model (LLM) sebagai model perencanaan chat GPT, Prof. Ito juga menjelaskan serangkaian bahasa pemrograman utama dalam LLM kepada para peserta.
Sementara Prof. Takuro Matsuo, Ph.D menjelaskan mengenai keragaman kecerdasan buatan yang membantu kehidupan manusia dengan menunjukan beragam contoh robot, seperti robot memasak, dan konstruksi serta batasan yang dimiliki oleh kecerdasan buatan tersebut seperti robot memasak tidak dapat menyetir, dan kekurangan kecerdasan buatan lain.
Prof. Matsuo menegaskan, perkembangan kecerdasan buatan sekarang ini dapat mengurangi hambatan tersebut, dengan adanya kecerdasan buatan robot memasak dapat memvariasikan masakan yang dapat dimasak meskipun memiliki daftar bahan masakan yang terbatas.
Prof. Matsuo juga memberikan keragaman dari sensor yang dapat mendeteksi beragam input. Input yang Prof. Matsuo tekankan adalah input yang ditransmisikan secara langsung dan dengan jarak yang dekat. Beliau memberikan contoh penerapan sensor-sensor tersebut dalam ruang seminar untuk melihat pergerakan peserta seminar.
Narasumber yang ketiga Dr. Ir. Ford Lumban Gaol, SMIEEE, menjabarkan tentang serangkaian capaian penelitian yang dilaksanakan oleh Computer Society Indonesia Chapter dan IEEE, serta tujuan penelitian yang dilakukan dua tahun kebelakang.
Dilajutkan dengan perbedaan Machine Learning dan Artifical Inteligence, beliau menekankan bahwa machine learning yang melakukan serangkaian kegiatan dengan menganalisa kegiatan yang dilakukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sementara kecerdasan buatan atau artificial intelligence adalah kecerdasan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal berdasarkan input yang telah dimasukan oleh pengguna. Beliau juga menekankan efek negative dari kecerdasan buatan terutama di dunia akademis dimana kecerdasn buatan ini justru digunakan untuk kecurangan. Beliau menunjukan kecurangan tersebut tidak dapat terhindarkan namun dapat dianalisa lebih mendalam dalam kelas.
Penerapan lebih lanjut juga ditunjukan oleh Dr. Gaol dalam sistem akreditasi perguruan tinggi, dimana Dr. Gaol menilai sistem akreditasi konvensional dapat digantikan dengan sistem yang lebih terbarukan sehingga birokrasi yang membutuhkan waktu lebih lama dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Beliau juga menunjukan kekhawatiran beliau dalam publikasi jurnal pada perguruan tinggi dimana hanya dengan berbekal tingkat plagiasi yang rendah dapat melewati reviewer dan dapat ikut terpublish dalam jurnal ter-indeks. (*na)